No Bookmarks
Bookmark
Rating
Review at:

Ternyata Begini Rasanya Menang Juara 3 Lomba Debat Bahasa Inggris Di EDC 2014 - EDS UHAMKA #2

Ternyata Begini Rasanya Menang Juara 3 Lomba Debat Bahasa Inggris Di EDC 2014 - EDS UHAMKA #2
Ternyata Begini Rasanya Menang Juara 3 Lomba Debat Bahasa Inggris Di EDC 2014 - EDS UHAMKA #2

Pada tahun sebelumnya, ketika saya baru pertama kali mengikuti lomba debat bahasa Inggris, saya belum bisa meraih prestasi apa-apa, untuk tingkat program studi saja, saya belum bisa meraihnya karena memang ketika himpunan mahasiswa bahasa Inggris mengadakan lomba debat bahasa Inggris di tahun 2013, saya malah tidak ikut. Kenapa? Jujur, pada waktu itu saya tidak suka dengan debat, saya lebih  suka dengan bercerita lewat lomba storytelling dan pidato di depan umum lewat lomba speech. 

Saya tidak tahu kenapa ketika saya menghindari lomba debat bahasa Inggris di program studi, saya malah ditunjuk menjadi tim debat bahasa Inggris sebagai perwakilan kampus, padahal ngerti juga nggak, tapi begitulah cara Tuhan mengajarkan hamba-Nya untuk terus berkembang dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Kalau kamu pembaca blog ini, saya sudah pernah menulis post pengalaman pertama mengikuti lomba debat bahasa Inggris. Kalau kamu pembaca baru di blog ini, cerita lengkapnya bisa kamu akses melalui post ini: Pengalaman Pertama Jadi English Debater.

Seusai mengikuti lomba debat bahasa Inggris tingkat nasional di UIN Jakarta, saya belajar sesuatu, pepatah ini: "sesuatu yang kamu benci belum tentu tidak baik untukmu" , ada benarnya, saya menemukan media baru untuk mengasah kemampuan berbicara bahasa Inggris lewat debat, saya juga mendapat teman baru lewat lomba debat, mengasah kemampuan berbicara di depan umum, sering dikenalnya sih public speaking. See? Banyak manfaat yang saya peroleh dari lomba debat, saya bersyukur diberika kesempatan untuk menikmati rasanya menjadi English Debater, terimakasih Tuhan. :)

Langsung saja, saya mengikuti lomba debat bahasa Inggris yang diselenggarakan oleh himpunan mahasiswa bahasa Inggris, lebih dikenalnya sih namanya English Student Association (ESA) UHAMKA. Beruntung sekali pikir saya, kesempatan yang hilang di tahun lalu, datang sekali lagi di hidup saya, padahal di kehidupan nyata kesempatan hanya datang sekali, kalau nggak buru-buru ditembak, keburu direbut orang ntar, eh salah fokus. Haha : p

Dengan berbekal pengalaman lomba di UIN Jakarta, saya memberanikan diri untuk gabung dengan lomba debat bahasa Inggris, nama lombanya EDC 2014. Wait, EDC itu singkatan dari apa ya? Simpel, ini kepanjangannya: English Department Competition.

Dari namanya udah jelas, kompetisi ini pesertanya mulai dari mahasiswa baru yang masih semanget kuliah sampe semester atas yang lagi gerilya dengan project skripsi crispy yang ditaburi dengan bumbu revisian dosen pembimbing disana sini. Haha :)

Selesai daftar, datanglah masalah, gini:

"Sial, gue lupa kalo lomba debat itu maen.y per-team bukan solo!"

Oh well, hidup nggak akan berwarna kalo nggak ada masalah. Coba deh hidup tanpa masalah, kira-kira apa yang bakalan kita urusin? Nggak ada! Kita pun jadi stagnan, nggak berkembang dan jalan di tempat. Karena selama hidup, kita akan menemui masalah sesuai dengan keadaan yang kita jalani saat ini, begitulah cara Tuhan mengajari kita untuk berjuang dalam hidup.

Karena saya belum punya partner tim debat, saya harus mencarinya, di kepala saya, anak-anak cowok di kelas pada nggak suka sama speaking apalagi diseret paksa ikut lomba debat, bisa dilempar sepatu yang ada, haha. Oke cukup intermezzonya.

Setelah lama berpikir, muncul satu nama, Farhan! 

Saya sudah mengenal Farhan dari semester 1, dia juga suka dengan speaking, itu berarti saya punya peluang untuk mengajaknya masuk ke tim.

Lantas, gimana hasilnya?

Awalnya Farhan menolak, karena saya terus membujuknya untuk ikut, akhirnya dia mengiyakan permintaan saya walaupun sempet ribut dulu, kaya gini:

Farhan: Gue emang suka sama speaking, tapi kalo ikut debat kayanya nggak deh, cari partner yang lain aja gung.

Agung: Gue juga udah nyari-nyari yang lain han, pada nggak mau, katanya nggak suka sama speaking, masih takut salah ngomong gitu katanya. Udahlah, ikut aja han, gampang kok, ntar gue ajarin gimana caranya.

Farhan: Bener ya gampanng? Awas loh kalo susah. Yaudah, gue gabung deh. Jadi, kapan kita latihan?

Agung: Sekarang aja.

Farhan: Eit dah, baru ngajak, ini bocah udah ngajak latihan sekarang, orang mah besok kek.

Agung: Gapapa han, lo lagi santai juga kan sekarang, makanya gue ngajak lo latihan sekarang.

Farhan: Emang kapan lombanya gung?

Agung: 2 hari lagi.

Farhan: Kampret lu! Lu ngajak gue ikut lomba H-2. 

Agung: Iya, iya sorry. Slow aja, kemungkinan buat menang tetep ada kok, usaha aja dulu.

Farhan: Iya deh, iya, iya. Yaudah, ayo latihan sekarang.

Agung: Sip. Jadi begini caranya:

"Lomba debat bahasa Inggris itu pake sistem yang namanya British Parliamentary, apaan tuh? Simpelnya, kalo kita ikut lomba debat, dan sistemnya british, berarti tim debat harus berisi 2 orang. 

Nah, kita bakalan dibagi ke tim pro dan kontra. Siapa yang nentuin tim pro dan kontranya?

Yups, panitia.

Kalo kita udah tahu ada di pihak pro atau kontra, kita tinggal nunggu mosi debat. Apaan lagi tuh mosi? Simpelnya, mosi itu sinonim dari topik. Di ajang debat, kata mosi atau motion dalam bahasa inggrisnya, sudah lazim digunakan di perlombaan.

Contoh: This house believe that plastic should be paid.

Itu berarti topiknya yang kita perdebatkan, dewan setuju bahwa plastik harus bayar. Nah, kata kuncinya adalah plastik dan bayar. Plastik yang dimaksud dalam mosi itu adalah jenis plastik kemasan yang digunakan untuk menyimpan hasil belanjaan kita. Gitu, paham kan?

Kalau mosi sudah dipublikasi, selanjutnya, panitia akan menentukan posisi kita sebagai opening atau closing government (tim pro) begitu juga dengan opposition (tim kontra).

Opening government dan opposition, khususnya pembicara pertama tugasnya membuka mosi, kalau tim pro berhasil menjelaskan permasalahannya secara jelas, tim kontra bisa mengikuti alurnya saja, bila tim pro tidak bisa menjelaskan mosinya, tim kontra bisa memberikan penjelasan mosi sesuai dengan pandangannya, tentu saja pandangan dari tim kontra.

Pembicara kedua, tugasnya itu menguatkan penjelasan tim masing-masing dengan argumen yang kuat dan meyakinkan.

Closing government sama opposition tugasnya apa? Simpelnya, mereka juga ikut mendukung sesama timnya, yang pro mendukung opening government dan yang kontra mendukung tim oppositionya. Hanya saja, walaupun kamu ada di tim yang sama, katakan saja tim pro, kamu tidak berteman tapi saingan. Loh kok gitu? Ya emang gitu. Kenapa? Soalnya dalam sistem british parliamentary, sekali debat ada 4 tim yang main, jadi walaupun kamu sama-sama tim pro, bukan berarti kamu berteman satu sama lain ya, jadi kamu harus menunjukkan performa yang lebih unggul dari tim yang satu kubu denganmu.

Kalo udah tahu ada di tim mana dan mosinya apa, kita bakalan dikasih waktu 10-15 menit untuk case building. Apaan tuh? Simpelnya, case building itu sesi dimana debaters dikasih waktu buat ngebangun skema kasus yang mau didebatin beserta argumennya, gitu.
Setelah itu, lomba debat pun dimulai. It's time to battle! :) "

Agung: Gimana han? Udah ngerti?

Farhan: Oh gitu, udah sih, tapi bagian yang closing masih belum paham. Tolong jelasin lagi dong.

Agung: Oke, misalnya topik yang kita debatin itu tentang pelarangan membuang sampah sembarangan, kalo lo dapet tim pro, lo harus merhatiin argumen satu tim lo, kalo si opening bilang buang sampah sembarangan itu nggak baik, lo nggak boleh bilang buang sampah sembarangan itu baik, lo harus sejalan sama tim pro tapi argumennya harus beda, gitu han.

Farhan: Oh gitu, gue udah ngerti sekarang.

Kami berdua latihan sehari 2 - 3 mosi debat perhari, seiring berjalannya waktu, Farhan mulai menunjukkan peningkatan, dari mulai nggak tahu sama sekali, sekarang dia sudah mengerti sistem debatnya seperti apa, cara mendefinisikan mosi seperti apa, posisi tim dalam debat ada apa aja, dan yang paling penting adalah cara membuat argumen yang kuat dan meyakinkan.

2 hari berlalu, hari yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga, EDC 2014, yeay! :)
Ternyata Begini Rasanya Menang Juara 3 Lomba Debat Bahasa Inggris Di EDC 2014 - EDS UHAMKA #2
Farhan (kiri) dan Saya (kanan)

Pada ronde pertama, mosinya adalah This house believe that national examination should be ban. Artinya, dewan setuju bahwa ujian nasional harus dihapuskan. Di ronde pertama ini, saya mendapat tim pro sebagai closing government, saya jadi pembicara ke-3 yang menyampaikan argumen dan Farhan jadi pembicara ke-4, goverment whip, tugasnya merangkum keseluruhan debat timnya, tim pro.

Ronde pertama, mosinya masih bisa kami kuasai, jadi ketika panitia memberi waktu untuk case building atau membangun skema kasus yang akan diperdebatkan, saya dan Farhan lancar-lancar saja membuat argumen. Rival kami datang dari semester atas, ka sonang, dan semester bawah.

Lomba pun berlangsung, suara penonton bersorak-sorak begitu riuh ramai menyemangati para English Debaters yang sedang bertanding di podium.

Ronde pertama berjalan dengan lancar. Begitu ronde pertama selesai, kami istirahat selama 10 menit, lalu bertanding kembali.

Ronde kedua, ketika mosinya diumumkan, pesertanya pada bengong. Topiknya, This house believe that single sex school is good for education. Artinya, dewan setuju bahwa sekolah dengan gender tunggal itu baik untuk pendidikan. Maksud mosi ini adalah sekolah yang isinya laki-laki semua, begitu pula dengan perempuan diyakini memberikan dampak positif terhadap pedidikan yang baik pada pelajar.

Nah, sayangnya, hampir 4 orang di tim saya malah salah persepsi dalam menafsirkan mosi, pada waktu itu karena ada redaksi "single-sex school" malah pada mikirnya kasus pelecehan seksual di sekolah,  padahal mah bukan, maklum, masih pemula, jadi salah itu wajar karena kita bisa belajar dari  kesalahan itu. Karena salah menafsirkan mosi, akhirnya argumen tim kami, 4 orang di government tidak relevan dan poinnya kecil.

Lomba pun selesai, waktunya pengumuman lomba. Ketika panitia mengumumkan juara 1, nama kami tidak disebut, begitu pula juara 2, karena nama kami tak kunjung dipanggil, kami merasa sedikit putus asa dan kecewa, kami udah nggak mengharapkan kemenangan lagi tapi takdir berkata lain, juara 3, nama kami disebut, saya dan Farhan bengong lagi, entah karena kaget bisa menang atau ingin menyakinkan diri dulu itu bener-bener nama kami atau salah sebut, dan ternyata benar saja, panitia memanggil ulang nama kami. Saya dan Farhan jadi juara ke-3 dalam lomba debat bahasa Inggris. Yeay. :)

Farhan yang awalnya nggak suka debat, pandangannya berubah, katanya begini:

"Gue kira debat bahasa Inggris itu susah, eh ternyata gampang."

Iya gampang karena kita menang, coba kalau lawannya tingkat nasional, juara 3 aja perjuangannya setengah mati buat depaetinnya. Haha :)

Ternyata gini yah rasanya menang juara 3 di lomba debat bahasa Inggris, seneng banget. Mungkin, suatu hari nanti, kalau blog ini sudah berumur lebih dari 5 tahun, tulisan ini akan saya baca ulang untuk mengenang memori yang dulu saya lakukan. Iya, manusia itu pelupa, maka dari itu, kita menulis, dengan menulis, kita merekam ingatan yang mungkin suatu saat nanti bisa terlupakan. Sekali kita menulis, cerita kita abadi, kita bisa membaca ulang sketsa cerita kita sendiri tak peduli usia kita sudah senja nanti.

Ini ceritaku, mana ceritamu? :)