No Bookmarks
Bookmark
Rating
Review at:

Saya Pernah Diminta Untuk Keluar Dari Organisasi - What People Say #1

My bestfreind and Me
Saya (kiri), turis (tengah), dan Fajar (kanan)
Apakah hidup yang membahagiakan, sukses, dan benar itu harus selalu sejalan dengan penilaian orang lain? Kalau parameter bahagia, sukses, dan kebenaran menjalani pilihan dalam hidup selalu, selalu, dan selalu dilandaskan pada apa kata orang lain, saya malah bingung dan bertanya-tanya, sebenarnya yang menjalani hidupmu itu siapa, kamu atau orang lain?

Kalau kamu pembaca blog ini, kamu pasti tahu kalau tulisan-tulisan di blog ini lebih banyaknya membahas mengenai pendidikan dan jarang sekali bisa kamu temui tulisan yang membahas mengenai kehidupan penulisnya, benar bukan? Kalau pun ada, jumlahnya sangat sedikit, kalau harus dihitung pun, dari 242 artikel yang sudah dipublikasikan di blog ini, tulisan yang bergenre pribadi tentang kehidupan saya bisa dihitung jari dan tidak akan lebih dari 25 artikel. Well, sepertinya, mulai sekarang, saya ingin menuliskan cerita tentang hidup saya, alasannya cukup simpel, hanya untuk saya baca kembali kelak lima tahun atau bahkan dua puluh tahun ke depan, terkadang, kita bisa melupakan satu atau dua momen dengan mudah meski sebenarnya kita ingin mengenang momen yang telah berlalu, maka dari itu saya memilih untuk menuliskannya di blog ini.

Dalam dunia blogger, kamu pasti sudah mengenal tiap blog punya topik yang spesifik, kita menyebutnya dengan istilah "niche blog." Para blogger senior, expert, dan yang sudah sukses dalam mengelola blognya pun rata-rata fokus pada satu topik, beda sekali dengan blog ini ya, di blog ini saya membahas kisah pribadi, tips ngeblog, konten edukasi, dan bahasa Inggris, orang-orang menyebut blog yang membahas banyak topik dengan nama "general blog." Namun saya menolaknya, saya lebih suka dengan sebutan "Personal and Niche Blog." Simpelnya, pertama, saya lebih suka dengan istilah itu, kedua, karena memang blog ini fokus dengan dua jenis tulisan yaitu kisah pribadi dan konten edukasi, konten edukasi di blog ini mencakup ilmu mengenai ngeblog, bahasa Inggris, dan pengetahuan lainnya, so just call my blog with these term: Personal and Niche Blog, okay? :)

Melalui tulisan ini, saya ingin berbagi kisah pribadi saya mengenai kehidupan yang saya jalani dan pendapat orang lain mengenai pilihan-pilihan yang telah saya buat dalam empat tahun ini, cerita spesifiknya mengenai organisasi. Dalam tulisan ini, saya membebaskan kamu bisa memberi komentar apapun terhadap tulisan ini. Saya yakin, kamu pun punya kisah hidupmu sendiri, dan melalui tulisan ini, saya ingin berbagi cerita denganmu, jikalau dalam kisah ini ada manfaat yang bisa kamu pelajari dan berguna untukmu, silahkan diambil ya. :)

Kisah ini berlatar ketika saya kuliah di semester 1, sebagai informasi, saya semester 9 sekarang ini dan akan menjalani semester 10 saya di awal bulan maret dan insyallah Desember ini wisuda. Ceritanya, saya dan teman dekat saya, Fajar, mengikuti dua organisasi. Saya mengikuti himpunan mahasiswa bahasa Inggris dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, sedangkan Fajar mengikuti unit kegiatan mahasiswa Metronome (Organisasi minat bakat musik) dan himpunan mahasiswa bahasa Inggris yang sama dengan saya.

Suatu ketika, kami berdua dipanggil seseorang di kampus dan ditanyai mengenai aktifitas kami berdua selain kuliah, well, kami menjawabnya dengan jujur kalau kami aktif mengikuti dua organisasi, meskipun pada waktu itu status kami masih kader, simpelnya kader itu anggota baru di organisasi, kalau kamu ada di posisi ini berarti kamu akan dibimbing bagaimana menjalankan sebuah organisasi yang baik oleh kakak-kakak pengurus yang sedang menjabat di organisasi pada waktu itu. Kira-kira seperti ini percakapannya:

Supaya percakapannya mudah dipahami, kita sebut saja orang yang menanyai kami ini dengan nama "Rey."

Rey: "Fajar, Agung, kalian berdua selain kuliah kegiatannya apa aja?"

Fajar: "Saya dan Agung selain kuliah ikut organisasi, kenapa Rey?"

Rey: "Kalian berdua ikut organisasi apa di kampus?"

Saya: "Saya sama Fajar ikut dua organisasi, saya ikut himpunan mahasiswa bahasa Inggris dan IMM, kalau Fajar selain ikut himpunan mahasiswa bahasa Inggris, dia juga ikut UKM Metronome, kenapa emangnya Rey?"

Rey: "Saya saranin kalian berdua, udah, enggak usah ikut organisasi, keluar aja, soalnya ikut organisasi itu enggak penting, kalian berdua kan masih semester awal nih, sayang kalo waktu kalian dibuang buat ikut organisasi, mending kalian fokus belajar aja, kalian kuliah disini itu mahal, udah jangan main-main mulu."

Fajar dan Saya: "Iya Rey." Kami menjawab serentak bersama. Setelah itu kami berdua pamit izin pulang.

Kamu tahu pilihan apa yang pada akhirnya kami berdua pilih? Ya, kami berdua tidak mengiyakan perkataan Rey yang meminta kami untuk keluar dari organisasi, kami menolaknya, dan terus mengikuti kegiatan organisasi di kampus. Meski sebenarnya kami tidak mengatakan penolakan itu secara langsung pada Rey, dan Rey pun belum tahu kalau kami masih aktif berorganisasi pada selang waktu beberapa minggu setelah percakapan itu.

Saya berkeyakinan kalau kami tidak berkeharusan memberitahukannya dan itu memang bukan tanggung jawab kami sama sekali, saya dan Fajar punya pilihan dan kehendak bebas untuk memutuskan apa yang ingin kami jalani dalam hidup. Meskipun setelah Rey tahu kami tetap aktif di organisasi dan ia menjauhi kami atau bersikap tidak seramah dan sedekat sebelum adanya percakapan itu, kami tidak peduli dengan hal itu. Kenapa?

Melalui kejadian ini, saya memahami sesuatu. Dalam hidup, kamu pastinya akan bertemu dengan orang yang tidak suka dengan pilihanmu dalam menjalani hidup, dalam cerita saya ini; aktif di organisasi. Saya bingung, kenapa orang suka sekali memaksakan kehendaknya pada orang lain, mereka menganggap apa yang mereka yakini dan percayai sebagai satu-satunya kebenaran dan orang lain harus mengikutinya, padahal setiap orang punya hak untuk memilih mau menjalani hidup seperti apa dan bertanggungjawab atas pilihannya itu.

Begitu pun saya dan Fajar, kami sadar kalau kuliah dan berorganisasi akan mengurangi waktu luang kami, namun kami percaya pasti ada manfaat yang bisa kami dapatkan dari aktif berorganisasi, kami juga bertanggungjawab atas pilihan kami, kalau pun pada akhirnya kuliah kami terkendala, itu resiko dan harga yang harus kami bayar atas pilihan yang telah kami pilih.

Sebagai informasi, melalui pilihan aktif berorganisasi, kami berdua mendapatkan banyak manfaat dari berorganisasi, tidak hanya itu, kami juga sempat diberi kesempatan merasakan pengalaman menjalani posisi tertentu di organisasi, posisi apa saja yang pernah kami berdua jalani selama berorganisasi? Here they are:

Posisi di Organisasi

Fajar

  • Ketua Bidang II English Student Association UHAMKA periode 2013-2014
  • Ketua Umum UKM Metronome Periode 2013-2014
  • Dewan Pembina UKM Metronome

Saya

  • Ketua Umum English Student Association UHAMKA periode 2013-2014
  • Sekertaris Bidang II Badan Eksekutif Mahasiswa
  • Pendiri (Founder) Komunitas Debat Bahasa Inggris UHAMKA; English Debating Society (EDS) UHAMKA
  • Ketua Umum Komunitas Ilmiah English Debating Society Periode 2015-2016
  • Anggota Bidang Media IMM

Manfaat berorganisasi

1. Saya bisa dengan percaya diri berbicara di depan umum

1. Saya bisa dengan percaya diri berbicara di depan umum

Well, selayaknya bocah-bocah introvert di luar sana, saya kesulitan untuk berkomunikasi dengan orang lain, jangankan bicara di depan umum seperti di podium dan didepannya banyak ratusan orang, bicara di depan kelas aja udah keringet dingin dan menguras mental saya. Namun, setelah saya mengikuti kegiatan organisasi, apalagi pernah diberi kesempatan menjadi ketua, saya beberapa kali harus menyampaikan sambutan acara di depan umum, awalnya saya takut sampai-sampai di acara pertama himpunan, English Department Gathering, saya tidak hadir karena demam, namun kalau saya terus menghindar, mau sampai kapan ingin terus seperti ini, berbicara di depan umum itu keahlian yang harus dipelajari dan tentunya tidak ada yang namanya penampilan sempurna di percobaan pertama. Setelah beberapa kali memberi sambutan acara di depan umum, menghadiri pertemuan bersama himpunan mahasiswa program studi lain di sebuah forum, saya jadi terbiasa dan percaya diri menyampaikan gagasan dan pendapat saya di depan umum. See, ada perubahan positif yang saya dapatkan dari aktif berorganisasi.

2. Melatih kemampuan berbahasa lisan dalam bahasa Inggris

Melatih kemampuan berbahasa lisan dalam bahasa Inggris

Selama memberi sambutan acara himpunan, pernah sekali wakil dekan III, pak Desvian Bandarsyah, M.Pd, mengatakan ini pada saya:

"Kamu kan ketua himpunan bahasa Inggris, sambutannya harus berbahasa Inggris ya."

So, kamu sudah bisa menebak, setiap kali saya memberi sambutan acara, saya akan menyampaikan sambutan acara itu dalam bahasa Inggris. Itu berarti saya punya cara tersendiri untuk melatih kemampuan speaking skill saya dalam bahasa Inggris. Ini manfaat kedua yang saya dapatkan dari aktif berorganisasi


3. Mendapatkan banyak teman, relasi dalam dan luar kampus

Mendapatkan banyak teman, relasi dalam dan luar kampus
Kalau saya tidak ikut organisasi, saya tidak pernah tahu atau kenal teman-teman dari program studi lain, karena aktif berorganisasi, saya mengenal mereka dan belajar banyak hal bersama.

4. Mendirikan Komunitas Debat Bahasa Inggris; English Debating Society

Mendirikan Komunitas Debat Bahasa Inggris; English Debating Society

Kakak kelas saya, kak Sonang, Andri, Firdaus, Rindina, Jodies, dan Saya di tahun 2014 mendirikan komunitas ilmiah debat bahasa Inggris yang kami namakan English Debating Society (EDS) UHAMKA. Komunitas ini sudah berjalan tiga tahun, sekarang sudah periode ketiga, berikut prestasi yang sudah diraih oleh komunitas debat bahasa Inggris kami:


Andai saja sewaktu semester 1 saya berhenti dari organisasi, pastinya saya tidak akan mendapatkan manfaat dan kesempatan untuk meningkatkan kualitas diri menjadi pribadi yang lebih baik lagi dibanding diri saya yang masih semester 1 dulu.

Karena hidup itu singkat dan hanya sekali, maka dari itu, jalanilah pilihan hidupmu sesuai dengan keinginanmu, biarkan orang lain yang tak suka dengan pilihanmu karena Tuhan memberikan karunia pada kita berupa perbedaan, oleh sebab itu, wajar bilamana jalan yang kita tempuh berbeda, perbedaan diciptakan untuk melengkapi yang lainnya dengan cara saling memahami dan menghargainya dan bukan memaksakan orang lain yang berbeda untuk sama dengan diri kita.

Bagaimana cerita ini menurutmu?