No Bookmarks
Bookmark
Rating
Review at:

Kindness: Kalau Orang Lain Berbuat Jahat Setelah Kamu Berbuat Baik Untuk Mereka, Kebaikanmu Itu Tidaklah Salah, Hanya Saja Yang Salah Adalah Kamu Salah Memilih Orang Yang Ingin Kamu Bantu

Kindness: Kalau Orang Lain Berbuat Jahat Setelah Kamu Berbuat Baik Untuk Mereka, Kebaikanmu Itu Tidaklah Salah, Hanya Saja Yang Salah Adalah Kamu Salah Memilih Orang Yang Ingin Kamu Bantu
Dice, X.
Sedari kecil, kamu diajarkan untuk berlaku baik pada sesama, tak peduli seberapa susahnya berbuat baik itu, kamu harus melakukannya karena manfaatnya tidak hanya kamu yang mendapatkannya, namun orang lain pun akan merasakan manfaat dari kebaikan itu, oleh karenanya, setiap orang yang hidup saat ini merindukan orang-orang baik yang bisa menemani hari-hari mereka supaya bisa menjalani hidup lebih baik lagi.

Namun, kalau mau jujur dan membuka mata, dunia tak hanya dipenuhi orang-orang baik yang bisa membuat simpul di bibirmu sampai-sampai kamu tersenyum dan senang bersamanya, dunia juga dihuni orang-orang tidak baik yang bisa saja berpura-pura baik didepanmu ketika mereka ada maunya, orang-orang tipe kedua ini masuk ketegori orang-orang brengsek yang kelak akan menuai balasan dari perbuatannya.

Kamu bisa saja memaafkan orang lain, karena toh kita juga bisa berlaku salah karena ketidaktahuan dan ketidaksengajaan kita sendiri, namun kamu tidak akan pernah lupa bagaimana caranya orang lain tidak memperlakukanmu dengan baik.

Cerita ini sudah lama berlalu, meski saya sudah memaafkan orang itu, saya tidak bisa melupakannya dan itu manusiawi, kita sangat mudah mengingat momen-momen menyenangkan dan juga sebaliknya, momen yang tidak menyenangkan, semua cerita itu terekam dalam memori otak kita dan menjadi sebuah ingatan yang bisa dikenang kapanpun.

Supaya memudahkanmu mengikuti alur ceritanya, saya akan menuliskan nama pena orang itu, tentu itu bukan nama sebenarnya, ada satu orang yang ingin saya ceritakan  dalam blog post ini, orang yang sudah pernah saya bantu namun ia tak bisa menghargai uluran tangan dari orang lain.

Ceritanya, kisah ini tidak hanya melibatkan saya saja, namun ada dua orang teman lainnya juga yang mengalaminya, ceritanya dimulai saat saya dan teman-teman yang lain menghadiri sebuah pertemuan, pertemuan itu membahas sebuah acara yang diinisasi oleh salah satu senior yang berbeda jurusan dengan kami.

Well, kami sama-sama tahu jikalau organisasi ini kekurangan anggota untuk dijadikan panitia acara, dan kami juga pernah membantu senior kami itu menjadi panitia sukarela di acara organisasi yang diinisiasi olehnya sewaktu kekurangan panitia sebelumnya melalui regulasi open recruitment, namun, kali ini ada yang berbeda, saya tidak begitu suka dengan sikap senior itu, dia mengecek nama-nama mahasiswa yang belum turut serta membantu acara organisasinya dan menyalahkannya di depan forum yang berisi banyak orang.

Logikanya, kami baru saja berniat mendaftarkan diri melalui open recruitment dengan datang di forum itu, itu berarti, kami belum masuk ke dalam divisi kepanitiaan. Bagian anehnya, dia menyalahkan kami yang jelas-jelas baru mau mendaftarkan diri menjadi panitia sukarela, dimana letak kesalahan kami? Kalau pun ada orang yang harus disalahkan, salahkan dirimu yang tak becus membiarkan anggotamu pergi berpaling di akhir periode sehingga kamu sendiri kewalahan untuk menjalankan acara organisasimu.

Sebut saja ia dengan nama pena Evan (bukan nama sebenarnya), dia salah satu senior namun beda jurusan dengan kami, dalam forum itu, Evan menyebutkan nama-nama mahasiswa yang belum bergabung dalam kepanitiaan acaranya, saya dan kedua teman saya disebut olehnya dan disalahkan hanya karena baru mendaftar dan belum bergabung menjadi bagian panitia acara.

"What the hell is going on here?" Gumam saya sambil bingung, baru juga dateng, udah disalahin, padahal gak salah apa-apa, kan bete ya.

Penjelasan mudahnya, organisasi itu  punya yang namanya pengurus, nah, mereka-mereka inilah yang bertanggungjawab penuh atas program kerjanya selama setahun, why? Pertama, mereka sudah dilantik dan siap menjalankan tugas sebagaimana mestinya, termasuk menjalankan program kerja dengan baik. Orang yang seharusnya paling bertanggungjawab dan wajib menjadi panitia untuk menjalankan program kerja di organisasi mereka adalah anggota yang terdaftar dalam surat keterangan aktif sebagai pengurus.

Menyambung penjelasan diatas, saya dan kedua teman saya itu bukan bagian anggota organisasi tersebut, itu berarti, kami tidak bertanggungjawab untuk melaksanakan program kerja mereka, merekalah yang bertanggungjawab atas hal itu. 

Kami datang ke forum itu karena mereka mengadakan open recruitment, simpelnya, itu teknik yang bisa kamu gunakan untuk merekrut panitia tambahan kalau di akhir kepengurusan ternyata anggota organisasimu menghilang atau keluar dari organisasi tanpa kabar yang jelas. 

Dengan adanya open recruitment, kamu bisa lebih terbantu dalam menjalankan program kerja karena mekanisme ini memberikan kesempatan pada mahasiswa lain untuk ikut bergabung membantu menjadi panitia untuk mensukseskan acara. Bagian yang tak boleh dilupakan disini adalah open recruitment itu dasarnya sukarela dan tanpa paksaan.

Jujur saja, kami bertiga baru tahu mengenai open recruitment itu, dan organisasi itu pun masih membutuhkan bantuan panitia tambahan, jadi, kami memutuskan untuk berpartisipasi dalam acara mereka dengan cara datang ke forum itu untuk pertama kalinya.

Namun, apa yang kami bertiga dapati adalah Evan menyalahkan kami bertiga hanya karena baru tahu tentang open recruitmentnya, dan dia menyalahkan kami di forum yang isinya ada banyak orang. Padahal, jelas-jelas open recruitment masih dibuka untuk mahasiswa yang ingin ikut membantu acara mereka.

Begitu forum itu selesai, saya dan kedua teman saya itu pergi dari ruangan tersebut. Kalian tahu apa yang selanjutnya terjadi? 

Evan mendekati kami bertiga, namun kami memilih menghindar dan pergi darinya, dan ternyata ia tidak tinggal diam, dia terus mendekati kami. Dia membujuk kami untuk mau membantu acaranya.

Oh well, saya heran dengan sikapnya itu, dia menyalahkan kami di forum, setelah forum selesai dia meminta kami untuk mau jadi panitia tambahan di acara organisasinya. Dengan tegas kami memutuskan untuk menolaknya.

Saya tidak ada masalah dengan organisasi itu, bahkan saya pernah ikut terlibat membantu salah satu program kerja mereka karena saya memang ingin membantu, dan itu atas dasar sukarela. Namun, melihat perlakuan cara Evan terhadap saya dan teman-teman yang lain, niat kami untuk membantu malah hilang seketika.

Value from the story: Sebenarnya, bisa saja kami bertiga ikut membantu acara itu, namun pendekatan Evan dalam mengajak mahasiswa lain seharusnya lebih baik lagi, dalam artian, dia sudah dewasa dan seharusnya ia tahu bagaimana seharusnya ia memperlakukan orang lain yang ingin membantunya dengan baik, kalau saja ia tidak menyalahkan dan menerima kedatangan bantuan kami dengan cara yang baik-baik, tentu kami akan dengan senang hati membantunya. So, kalau kamu ingin mendapatkan bantuan dari orang lain, kamu harus memperlakukan orang yang kamu mintai bantuan dengan baik, dengan begitu, orang yang membantumu merasa dihargai. :)

Kami mungkin sudah lupa dengan kata-kata yang Evan ucapkan, namun kami tidak bisa melupakan bagaimana rasanya disalah-salahkan di forum itu. Ucapan yang baik akan mendapatkan balasan yang baik berupa penerimaan yang baik pula dari orang lain, namun, ucapan yang buruk hanya akan mendatangkan penolakan dari orang-orang yang jengah mendengarnya. Meminjam pernyataan judul di post ini, mungkin kami salah memilih orang yang ingin kami bantu.