No Bookmarks
Bookmark
Rating
Review at:

Pengalaman Pertama Jadi Panelist Dan Chair Adjudicator Di NUDC 2016 KOPERTIS Wilayah III - EDS UHAMKA #5

Pengalaman Pertama Jadi Panelist Dan Chair Adjudicater Di NUDC 2016 KOPERTIS Wilayah III - EDS UHAMKA #5
Tim UHAMKA dan Universitas Budi Luhur

Kalau kamu sudah membaca post sebelumnya: "Yeay, Jadi Juara 2 di Lomba Debat Bahasa Inggris UEDC 2016" Itu berarti kamu tahu kalau saya diberi kesempatan menjadi delegasi universitas sebagai juri dalam lomba debat National University Debating Championship (NUDC) 2016.

Sebagai gambaran awal, kamu pastinya sudah tahu dong kalau semua jenis lomba mau itu lomba menulis, sport, nyanyi dan debat itu pasti ada juri yang menentukan pemenang dari lomba tersebut. So, I am here now, as one of them, saya ada diposisi ini sekarang, menjadi salah satu juri. Sebelum menjelaskan lebih jauh, saya ingin mengenalkan kamu tentang karakteristik juri dalam lomba debat bahasa Inggris di ajang NUDC. Juri yang lebih sering dipanggil "Adjudicator" ini, dibagi menjadi 3 posisi, what are they? Here we go;

1. Chair Adjudicator

Kalau kamu berkesempatan terpilih menjadi chair adjudicator, itu kabar baik, kenapa? Karena kamu dipercayakan untuk menggunakan wewenang memenangkan tim dalam debat, tentu saja tim yang memenuhi kualifikasi sesuai dengan mosi yang diperdebatkan. Jadi, posisi sebagai "chair" ini yang paling memiliki peran dalam menentukan posisi ranking tim pemenang, namun sebelumnya, kamu harus melakukan konferensi atau diskusi bersama panelist dan trainee adjudicator untuk dimintai pendapatnya mengenai jalannya perdebatan, well, pertama-tama, minta pendapat dari trainee, baru mendiskusikan hasilnya bersama panelist, kenapa? Karena hanya chair dan panelist yang memiliki kewenangan untuk menentukan pemenang dalam debat. Setelah diskusi selesai, tugasmu adalah memberikan general comments, ranking pemenang, dan justifikasi yang melandasi ranking tersebut.

2. Panelist

Karakteristik kedua, kalau kamu dipercayakan posisi sebagai panelist, kamu juga punya kesempatan untuk memberikan kontribusimu kepada chair untuk memberikan nilai performa presentasi argumen yang dibawa oleh debaters, ranking tim tapi kamu tidak bisa memberikan general comments, justifikasi yang melandasi ranking pemenang tapi kamu tetap bisa memberikan saran kontribusimu mengenai ranking pemenang, bisa saja saranmu diterima, tentu saranmu harus dilandasi alasan yang jelas dan rasional. Ibaratnya, kamu itu adalah wakil, tugasmu adalah memberikan support kepada juri utama, kalau memang dirasa kamu memiliki kualifikasi yang memadai, bisa saja si chair mempromosikanmu untuk naik jabatan menjadi chair di babak selanjutnya.

3. Trainee

Well, buat kamu yang mendapat posisi ini, itu artinya kamu enggak punya hak sama sekali dalam menentukan ranking tim, memberikan komentar secara langsung kepada debaters, tapi tenang saja, kamu tetap berpeluang kok untuk naik jabatan menjadi panelist kalau memang kemampuanmu dinilai bagus oleh juri utama, ketika juri utama mengajak diskusi, ini momen yang tepat untukmu menunjukkan kemampuan diri dalam penjurian, meskipun pendapatmu tidak begitu berpengaruh tapi bukan berarti kamu tidak berkontribusi, malah sebaliknya, kamu memberikan pandangan yang bisa saja baru dan beda dari yang lain, termasuk chair dan panelist, so, don't give up even if you are a trainee adjudicator. :)

Pengalaman Pertama Jadi Panelist Dan Chair Adjudicater Di NUDC 2016 KOPERTIS Wilayah III - EDS UHAMKA #5
Foto bersama tim Untirta
Long Short Story

Ceritanya, sebelum saya mendapatkan posisi sebagai panelist dan chair, di hari pertama, saya dan 56 juri lainnya harus diseleksi melalui akreditasi juri. Akreditasinya dimulai usai seminar adjudicator. Begitu seminar selesai, panitia akan mempertontonkan eksebisi debat, inilah momen dimana kemampuanmu sebagai juri diuji, bagian menantangnya, debaters dalam eksebisi itu kebanyakan pendebat yang jam terbangnya banyak, jadi kemampuan mereka meyakinkan juri lewat argumennya sangat persuasif. Kamu diberi waktu setengah jam untuk membuat catatan mengenai debat eksebisi tersebut, kamu diharuskan menentukan pemenangnya, well, perjuanganmu dimulai di 30 menit ini. Begitu selesai, catatan harus dikumpulkan. Hasilnya diumumkan di hari ke-2 dimana perlombaan debat berlangsung.

Hasil akreditasi juri

Di ronde pertama, saya berkesempatan menjadi panelist adjudicator, chair adjunya itu ka Alif dari UGM.

Ronde kedua, saya juga mendapatkan kesempatan yang sama menjadi panelist, chair adjunya itu ka Wira.

Ronde ketiga, saya dipromosikan oleh chair adju sebelumnya, ka Wira, untuk naik jabatan sebagai chair adjudicator, dan panelist saya mahasiswi dari BSI.

Well, di penghujung hari, semua juri dibuat cemas dengan pengumuman hasilnya, kenapa? Karena hanya top 6 adjudicator yang bisa lolos ke babak quarter final. Biasanya kalau kamu sudah menjadi chair dan panelist, sudah dipastikan kamu ada di peringkat yang baik. Hasilnya, saya tidak lolos ke babak selanjutnya sebagai juri di quarterfinal, kalau saya tidak masuk posisi top 6, itu berarti saya masuk ke peringkat top 15 sepertinya, mengingat saya berhasil mendapatkan posisi panelist dan chair, tak apalah, pengalaman yang menyenangkan dan berharga apalagi ini kesempatan pertama kalinya menjadi juri, selama ini saya terbiasa menjadi debaters dan sekarang, saya ditempatkan di sisi yang berbeda, dengan cara kerja berbeda, dan pandangan yang lebih luas lagi, yaitu adjudicator.

Terimakasih sudah membaca, bagaimana cerita ini menurutmu?