No Bookmarks
Bookmark
Rating
Review at:

Apakah Juri NSDC & LDBI akan Mendiskualifikasi Debater yang Presentasi Dibawah 8 Menit? Ini Faktanya!

Topik KontenJuri Debat
Kategori KontenKelas Debat B.Inggris
Lisensi Pemilik KontenDaily Blogger Pro
Lisensi Konten GambarDokumentasi Pribadi Ketika Penulis Menjadi Juri Lomba Debat B.Indonesia di SMAN 90 Jakarta
Tujuan Konten:Membantu pembaca daily blogger pro agar tahu kebenaran terkait isu pinalti berupa diskualifikasi terhadap debater yang durasi waktu presentasinya dibawah 8 menit

Topik ini sengaja saya bahas agar debater yang baru pertama kali mengikuti lomba debat akademik atau parlementer seperti nsdc, ldbi, nudc, kdmi, dll, bisa tahu fakta mengenai bagaimana sistem penilaian juri, dan apakah rumor ini benar atau salah:

Kalau kamu presentasi argumen dibawah 8 menit, juri bakalan diskualifikasi tim debatmu dari perlombaan!

Oke, rumor tersebut ramai diperbincangkan oleh beberapa sekolah yang ada di Jakarta saat ini, untuk mempermudah penjelasan, kita pakai huruf 'X' untuk menyebut pihak yang meyakini dan menyebarkan rumor tersebut (saya tidak akan menyebut siapa, nama institusi, dll karena selain saya sendiri tidak tahu pihak pertama yang menyebarkan rumor tersebut, tapi hal ini juga menyangkut perlindungan privasi seseorang).

Yang jadi persoalan adalah kapabilitas pihak penyebar rumor tersebut belum diketahui dan bisa saja tidak memadai, misalnya saja, jika si "X" hanya memiliki pengalaman aktif di bidang debat akademik baru 1x saja, seperti menjadi pembina murid pada seleksi nsdc 2023 tahun lalu, yang seleksinya pun masih berbasis online, rasanya informasi yang "X" yakini dan sebarkan kurang dapat dipertanggungjawabkan validasinya.

Saya bisa menerima perbedaan keputusan atau gaya menjuri jika memang si "X" sudah pernah menjuri banyak lomba debat dengan jam terbang tinggi, pernah mengikuti sertifikasi adjudicator dengan peringkat setidaknya sebagai panelist atau chair adjudicator di lomba nsdc, ldbi, atau bahkan nudc di tingkat kopertis / LLDIKTI (provinsi), dan nasional. Tapi kalau kenyataanya, si X tidak memiliki kapabilitas tersebut dan sama sekali belum pernah menjuri debat, saya merasa perlu meluruskan dan memvalidasi kebenaran klaimnya agar debater bisa tahu informasi yang sebenarnya.

Ya, karena kamu, pembaca konten ini yang merupakan debater / baru akan mengikuti lomba debat nsdc, ldbi, nudc atau kdmi punya hak untuk tahu informasi penting ini.

Validasi: Apakah Debater yang Presentasinya "Undertime" atau Dibawah 8 Menit Auto Didiskualifikasi dari Lomba Debat?

Dalam menjawab dan memvalidasi kebenaran rumor penilaian juri tersebut yang dilayangkan X, tentunya saya juga mesti melampirkan bukti empiris pencapaian saya sebagai debater dan juri lomba debat, karena toh kamu sebagai pembaca pun perlu mengkritisi siapa pembuat konten ini dan kapabilitasnya juga, jadi biar saya lampirkan datanya agar kamu pun bisa memvalidasi keabsahan informasi di konten ini memang dibuat oleh orang yang memang aktif di bidang ini:

  • Juara 3 English Debate Competition EDC 2014
  • Juara 9 Lomba Debat B.Inggris NUDC 2015 KOPERTIS / LLDIKTI III Jakarta
  • Juara 2 UHAMKA English Debate Championship 2016
  • Juri Lomba Debat B.Inggris Tingkat Nasional NUDC 2016 yang diadakan di Universitas Mercubuana Jakarta
  • Juara 1 Lomba Debat B.Inggris Tingkat Jabodetabek di Language Festival 2016 IIQ Jakarta
  • Juri Lomba Debat B.Inggris UEDC 2017
  • Juri Lomba Debat B.Indonesia Universitas Indonesia vs STAN di ajang lomba ART FEST 2018
  • Juri Lomba Debat B.Inggris NSDC 2018 di Event Dinas Pendidikan Wilayah Administrasi Jakarta Timur
  • Juri Lomba Debat B.Inggris LDBI 2019 di Event Dinas Pendidikan Wilayah Administrasi Jakarta Selatan
  • Juri Lomba Debat B.Inggris LP3I Nasional 2022
  • Juri Lomba Debat B.Indonesia SMAN 90 Jakarta 2023

Dari data empiris diatas, kamu bisa melihat pengalaman saya sebagai debater pernah beberapa kali jadi juara di lomba debat dan portofolio saya dalam menjuri lomba debat di tingkat SMA, Universitas, NSDC, LDBI, hingga NUDC tingkat nasional

Selain aktif jadi debater dan juri, saya pun aktif menjadi pelatih lomba debat bahasa inggris untuk siswa SMP, SMA, hingga Universitas. Tentu tidak semua murid yang dilatih bisa menjuarai lomba debat karena ada banyak faktor yang mempengaruhi hasil sebuah lomba, namun tetap ada sebagian murid saya yang bisa meraih pencapaian menjadi juara di lomba debat, ini lampiran datanya;

Pencapaian murid yang saya latih
UHAMKAJuara 1 di Ajang UEDC 2016-2019
UHAMKAJuara 3 Lomba Debat Sejabodetabek di Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Jakarta 2018
LP3IJuara 1 di Ajang LP3I National English Debate Competition 2018
LP3IJuara 2 di Ajang LP3I National English Debate Competition 2019
Politeknik KEMENKES Jakarta IIIJuara 1 Lomba Debat B.Inggris Politeknik Debate Competition 2019
SMA Diponegoro 1 JakartaBest Speaker NSDC 2020 Sudin Jakarta Timur
SMP & SMA Binus School Simprug, Jakarta+ Best Speaker World Scholar Cup (WSC) 2023 Regional Jakarta

+ Breaking Lanjut ke WSC Tingkat Internasional di Korea Tahun 2023 dengan perolehan medali di lomba debat

+ Mendapatkan tiket pass untuk maju ka champion round ke Yale University, Amerika Serikat
SMA K Anak Panah PapuaBreaking Lanjut ke NSDC 2023 Nasional
SMAN 2 Nabire PapuaBreaking Lanjut ke NSDC 2023 Nasional
SMA Taruna Nusantara, Magelang, Jawa TengahJuara 1 Lomba Debat Bahasa Inggris Tingkat Nasional di Ajang Engcarnation 2023 Universitas Indonesia
SMAN 2 Surabaya7th Best Speaker & Nominasi Pembicara Terbaik Perwakilan Indonesia di Ajang Lomba Debat B.Inggris Tingkat Internasional pada lomba IPDC (International Parliamentary Debate Competition) 2024 Hongkong

Dari data empiris di bidang lomba debat akademik / parlementer yang saya lampirkan diatas, baik itu sebagai debater, juri, hingga pelatih, kamu bisa mempercayai isi konten ini memang dibuat oleh praktisi di bidang yang relevan & konten ini bisa kamu jadikan acuan jika ada pihak seperti "X" di circle kenalanmu yang punya pemikiran sama terkait penalti "undertime speech" yang dilakukan debater.

1. Validasi Rumor: Klaim Presentasi Dibawah 8 Menit akan Didiskualifikasi adalah Salah!

Satu-satunya sistem diskualifikasi yang bisa diterapkan kepada tim debat adalah jika N1 Adjudicator dari tim bersangkutan tidak hadir saat proses akreditasi juri di hari H perlombaan. Dan ini pun hanya berlaku di lomba debat tingkat unviersitas, yaitu NUDC / KDMI, sedangkan untuk tingkat SMA, baik untuk NSDC dan LDBI belum diberlakukan hingga saat tulisan ini ditulis dan kamu baca.

Pernyataan diatas tentunya saya dapatkan informasinya dari narasumber yang cukup valid, yaitu pembina LDBI dari BPTI dan Puspresnas; I Nyoman Radjin Aryana M.Hum, pada video sosialisasi NSDC & LDBI 2024, di menit 1:17:42 pada video resmi dibawah ini, silahkan putar videonya:

Kalau pernyataan resmi diatas belum membuat kamu puas, karena bahasannya kurang spesifik ke inti rumor yang diulas artikel ini dan diyakini pihak "X" kalau durasi presentasi jadi aspek paling penting, serta menjadi parameter penilaian no 1 dalam penilaian debat, kamu bisa simak pembahasannya dengan mempercepat rentang waktu video diatas ke menit: 2:05:05 - 2:07:20.

Pada video menit ke 2:05:05 - 2:07:20, pembina LDBI dari BPTI dan Puspresnas; I Nyoman Radjin Aryana M.Hum, menjelaskan bahwa berapa lama pun durasi presentasi yang dilakukan debater, juri akan fokus menilai kualitas argumennya dan tidak ada pembahasan akan didiskualifikasi sama sekali!

2. Jika Rumor Diskualifikasi Itu Salah, Apakah Ada Pengurangan Skor Jika Durasi Presentasi Debater Kurang dari 8 Menit?

Seperti pembahasan di pembuka artikel ini, saya bisa menerima perbedaan gaya menjuri dalam lomba debat, selama juri tersebut mengikuti panduan yang diberlakukan penyelenggara lomba debat (Puspresnas, BPTI, dll), punya pengalaman sebagai debater, & juri ter-akreditasi minimal pernah jadi panelist / chair adjudicator

Ada dua sikap / keputusan yang bisa diambil juri jika mereka menghadapi kondisi debater yang durasi presentasinya dibawah 8 menit di lomba NSDC:

1. Juri akan mengurangi skor pendebat

Ada juri yang mengurangi skor pendebat jika durasi presentasinya masuk kategori 'undertime' atau kurang dari 8 menit 20 detik (NSDC) / 7 menit 20 detik (LDBI)

Meski ada pengurangan skor, bobot penilaian durasi presentasi skalanya kecil, yaitu 20% (ini pun dibagi lagi dengan penilaian responsivitas), dan jika dibandingkan aspek penilaian lainnya, penilaian yang tinggi penekanannya ada pada skoring konten argumen yang bobotnya 40% dan aspek delivery / gaya presentasi argumen bobot nilainya juga 40%.

Jadi, untuk debater yang sedang membaca tulisan ini, kamu jangan berkecil hati jika durasi presentasi kamu 'undertime' ya, soalnya kalaupun skor kamu dikurangi, pengurangannya hanya 5-10 poin saja maksimalnya.

2. Juri tidak akan mengurangi skor pendebat sama sekali

Jenis juri kedua, pihak juri ini tidak mengurangi skor debater sama sekali, dan saya pun mengambil pendekatan penilaian jenis kedua ini. Karena saya dan dewan juri lainnya sepakat bahwa prioritas penilaian tertinggi ada pada aspek penilaian kualitas konten argumen dan skill persuasi pendebat dalam mempresentasikan poinnya sebagai upaya meyakinkan kami; dewan juri, untuk memilih proposal kontribusi argumen tim mereka dibanding sekedar mempermasalahkan hal se-sepele durasi waktu presentasi yang dirumorkan oleh X di konten ini.

3. Jika Rumor Diskualifikasi Itu Salah, Kenapa Video Debat yang Durasinya Kurang dari 8 Menit Pada Seleksi NSDC Daring 2020 - 2023 Kemarin Tidak Lolos ke Tingkat Nasional?

Pihak "X" atau sebagian orang mungkin akan mempertanyakan poin ini, karena mereka beranggapan bahwa; "Lebih bagus memaksimalkan durasi presentasi sampai 8 menit 20 detik agar peluang lolos ke tingkat nasional bisa lebih tinggi!" - Well, saya bisa bilang kalau argumen ini tidak sepenuhnya valid.

Benar memang kalau debater harus memaksimalkan semua sumber daya waktu yang ia miliki saat sesi presentasi hingga 8 menit 20 detik, tapi, saya, sebagai pihak yang pernah terlibat menjuri NSDC di tahun 2018 dan LDBI di tahun 2019, tidak serta merta menjadikan poin durasi presentasi sebagai aspek penilaian dengan bobot tertinggi, kenapa?

Jawabannya; karena semua juri di masing-masing provinsi punya 1 objektif untuk menemukan pembicara terbaik / best speaker yang diambil dari hasil penilaian dari 3 aspek penilaian baku yang telah disepakati dalam NSDC & LDBI, pertama; penilaian kualitas konten argumennya:

  • Apakah debater bisa membuat pembukaan debat yang didalamnya ada struktur berikut: definition, context, goal, model, stance, dan team split?
  • Apakah debater punya argumen relevan yang bisa menjawab intensi, maksud, dan tujuan yang diinginkan mosi debat?
  • Apakah konten yang dipresentasikan debater sesuai dengan peran pembicara (roles speaker) yang ia dapatkan?
  • Apakah konten argumen yang dibuat relevan dengan posisi tim debatnya atau malah membuat argumen yang salah karena gagal memahami maksud mosi?
  • Seberapa bagus penguasaan materi yang dimiliki debater dalam mengulas isu dari mosi debat yang dipertandingkan?
  • Khusus untuk peserta NSDC dan LDBI yang seleksinya online, apakah argumen yang dibuat oleh semua speaker: 1, 2, dan 3 poinnya sama persis jadi kesannya hanya mengulang-ulang poin dari anggota tim debatnya saja / unik berbeda satu sama lain?
  • Dll.

Aspek penilaian kedua; style / delivery, apakah debater memenuhi kualifikasi berikut:

  • Apakah debater bisa mempresentasikan argumennya dengan percaya diri?
  • Seberapa intens debater mampu melakukan kontak mata kepada pihak audien dalam lomba debat? Khususnya pada dewan juri dan tim lawan.
  • Seberapa mudah penyampaian isi konten yang dipresentasikan debater dipahami dewan juri?
  • Apakah penyampaian konten argumen yang dibuat debater terstruktur rapih sehingga dewan juri bisa menilai dan mengetahui poin apa yang sedang disampaikan debater saat ini, apakah sedang rebuttal? Argumen? Atau pembukaan debat?
  • Ketika mendapatkan interupsi dan sanggahan, apakah debater mampu menanggapi konfrontasi tim lawan dengan baik?
  • Last but not least, bisakah debater memaksimalkan peran pembicara yang ia dapatkan saat sesi presentasi?
  • Dll.

Aspek penilaian ketiga; strategy / responsivity, apakah debater memenuhi kualifikasi berikut:

  • Apakah debater bisa memaksimalkan durasi waktu presentasi yang ia miliki? Dalam hal ini 8 menit 20 detik untuk NSDC dan 7 menit 20 detik untuk LDBI. Sekalipun tidak mencapai target durasi waktu penuh, apakah ia bisa mempresentasikan isi konten berkualitas dan performa presentasi yang persuasif kepada dewan juri?
  • Apakah debater mampu meruntuhkan argumen tim lawan dengan melayangkan konfrontasi sanggahan (rebuttal) dan interupsi (POI) selama sesi perdebatan berlangsung?
  • Seberapa mampu debater membuktikan bahwa argumen tim lawannya sudah berhasil mereka runtuhkan?
  • Dan apakah debater bisa mempertahankan argumen tim debatnya saat menerima konfrontasi penuh dari tiga pendebat dari tim lawan?
  • Terakhir; apakah debater bisa membuat pembahasan mengenai clash selama perdebatan berlangsung dan membuktikan bahwa tim debatnya memenangkan keseluruhan clash dalam debat tersebut?
  • Dll.

See? Penilaian lomba debat parlementer atau akademik lebih dari sekedar "fokus pada aspek durasi presentasi", ada banyak parameter yang dipakai dewan juri tersertifikasi dan berpengalaman untuk memenangkan tim debat / best speaker di ajang NSDC, LDBI, dan kompetisi debat lainnya.

Ketiga aspek detail yang saya ulas diatas tentunya berpedoman dengan aturan yang sudah ditetapkan dan dibuat dalam panduan puspresnas dan bpti yang bisa kamu akses atau unduh lewat link berikut:

Pedoman LDBI dan NSDC 2024.zip 2,1mb

Validasi Rumor: Terbukti Hoax / Misinformasi.

Dear debater, setelah membaca konten ini, kamu seharusnya punya pemahaman yang benar bahwa berapapun durasi presentasi argumenmu, juri tidak hanya akan fokus menilai hitungan detik waktu yang kamu habiskan! Juri mempertimbangkan banyak aspek lainnya agar penilaiannya jadi lebih objektif. Jadi, kamu tidak perlu mempercayai pihak tertentu yang berkata bahwa; "Durasi presentasi adalah penilaian no 1 di NSDC & LDBI" karena klaim rumor ini; "Hoax!"

Kesimpulan

Konten ini dibuat semata-mata demi meluruskan miskonsepsi terkait sistematika penilaian juri dalam lomba debat NSDC, LDBI, dan lainnya, pihak juri tidak menjadikan aspek durasi presentasi argumen sebagai parameter no 1, dan saya selaku penulis konten ini pun sama sekali tidak memiliki niat menyudutkan pihak manapun karena saya pun tidak menyebut identitas asli orang, kelompok, atau pihak yang membuat dan menyebarkan narasi soal diskualifikasi tim debat karena undertime.

Berbeda pendapat memang boleh dan sah-sah saja, kalau ada guru, pelatih, debater yang punya persepsi keliru dan tetap memegang pendirian diskualifikasi karena durasi speech kurang dari 8 menit, saya tidak akan memaksa mereka merubah pemikirannya, karena toh itu hak mereka untuk meyakini apa yang menurut mereka benar.

Bedanya, sistematika penilaian yang saya yakini menggunakan landasan dan rujukan yang jelas dan sumbernya bisa diakses oleh semua pihak, baik itu video sosialisasi NSDC LDBI 2024, panduan, maupun pengalaman saya selama bertahun2 menjadi debater, coach, dan juri debat.

Semoga informasi yang ada di konten ini bisa bermanfaat untuk kamu ya dan jadi tahu harus berpegang pada informasi valid yang mana.