No Bookmarks
Bookmark
Rating
Review at:

Biar Nggak Dicurangi Panitia, Ini Tips Memilih Lomba Debat yang Aman

Topik KontenLomba Debat
Kategori KontenKelas Debat B.Inggris
Lisensi Pemilik KontenDaily Blogger Pro
Lisensi Konten GambarDokumentasi Pribadi Ketika Penulis Menjadi Juara Lomba Debat B.Inggris NUDC 2016 Tingkat Provinsi KOPERTIS / LLDIKTI Wilayah 3, Jabodetabek & Banten.
Tujuan Konten:Membantu pembaca daily blogger pro agar tahu ciri-ciri panitia lomba debat B.Inggris yang mencurangi peserta lomba

Saya dan English debater lainnya punya pemikiran sama ketika mengikuti turnamen debat B.Inggris;

Kalau kita perform maksimal dan mengalahkan tim lawan, peluang menangnya lebih tinggi.

Tapi sayangnya rasa optimis tersebut kadang harus dibenturkan dengan fakta kalau ada institusi yang panitianya mencurangi peserta lomba debatnya, & ya, pemenangnya sudah ditentukan dari awal!

Oleh karena itu, melalui konten ini, saya ingin membagikan tips memilih lomba debat yang aman dan bebas dari sabotase pihak-pihak tertentu yang bisa merugikan kamu.

Bentuk Kecurangan Panitia Lomba yang Harus Kamu Tahu & Tips Memilih Lomba Debat yang Aman.

Dalam pembuatan konten ini, tentunya didasarkan pada fakta dan pengalaman saya sendiri dan murid yang saya latih juga pernah mengikuti lomba debat yang sudah disabotase oleh panitia lombanya.

Skema dan Bentuk Kecurangan yang Dilakukan Panitia untuk Menggugurkan Tim Debatmu

Saat mengikuti lomba debat b.inggris, secara tidak langsung kamu pasti akan menyadari adanya kejanggalan dan aktor yang bisa melakukan sabotase di lomba debat ada di poin 1.

1. Bukan Ajang Lomba Debat Besar atau Program Pemerintah

Meski tidak semua sekolah, politeknik, dan universitas melakukan praktik curang tersebut, tapi saya, murid saya, dan debater yang saya kenal pernah dicurangi oleh pihak penyelenggara lomba debat dari institusi negeri dan swasta.

Lomba debat b.inggris yang kami ikuti ini bukan ajang lomba debat besar, dari segi kepesertaan dibagi jadi 2:

  • 1. Lomba debat b.inggris yang pesertanya khusus untuk sekolah tersebut saja. Sebut saja sekolah swasta A, nah, pihak yayasan pusatnya mengadakan lomba debat b.inggris nasional khusus untuk sekolah swasta A secara nasional. Jadi, sekolah swasta B, C, dst tidak diizinkan bergabung.

  • 2. Lomba debat b.inggris-nya tidak dibatasi, baik tuan rumah dan kampus lain boleh mengikuti lomba debat tersebut.

Kedua lomba debat tersebut pun skalanya tidak besar, berbeda dengan lomba debat bahasa inggris yang diadakan pihak pemerintah; baik itu NSDC (Tingkat SMA) dan NUDC (Tingkat Universitas), kedua lomba ini skalanya besar, ada jenjang seleksinya dari tingkat provinsi, nasional, hingga internasional, dan tentunya tidak mungkin terjadi sabotase yang menguntungkan pihak tertentu karena pastinya akan ketahuan dan ada sanksi tegas untuk pelanggaran tersebut.

Sedangkan lomba debat yang bisa dicurangi biasanya diadakan oleh pihak internal dimana orang yang punya power di yayasan atau tempat tuan rumah penyelenggara lomba, bisa menyabotase hasil perlombaan.

2. Juri yang Dipilih untuk Menilai Debater Belum Tersertifikasi & Tidak Memiliki Background Debat Sama Sekali

Normalnya, kebanyakan panitia atau penyelenggara lomba debat hanya akan memilih juri dari mantan debater berpengalaman yang dulunya aktif mengikuti dan menang di beberapa lomba debat, bahkan tak jarang dimasa aktif mereka, para debater ini juga mencoba jadi juri N1 dan mengikuti proses sertifikasinya.

Itu normalnya ya, kalau panitia yang curang yang ingin memenangkan pihak tuan rumah atau mitra sekolahnya, maka pemilihan jurinya seperti ini:

  • Pihak sekolah: guru bahasa Inggris atau dosen kenalan yang tidak punya pengalaman debat akademik parlementer (Asia, World School, British, Aussie, dll) tapi bisa di-briefing untuk mengatur sistem skoringnya (Based on empirical evidence :p )

  • 2. Pihak politeknik atau universitas: dosen jurusan bahasa Inggris dan anggota BEM yang lagi-lagi sama kriteria pemilihannya; memberikan skor tinggi untuk kampus sendiri dibanding peserta dari luar kampusnya.

Sebenarnya, tidak masalah asal guru, dosen, dan anggota BEM-nya punya pengalaman sebagai debater, certified adjudicator, & tidak ada intervensi kepentingan pihak tertentu yang menekannya untuk mengunggulkan tim dari sekolah atau politeknik tertentu, sayangnya panitia yang curang pastinya lebih suka banget sama juri yang "mudah diatur" seperti itu.

Contoh Kasus Riil Lomba Debat yang Mencurangi Peserta / Debater

Real Case #1 - Lomba Debat SMA: Yayasan dari sekolah swasta B mengadakan lomba debat bahasa Inggris, saat hari H lomba, murid saya menyadari banyak kejanggalan pada cara kerja jurinya seperti ini:

  • 1. Saat lomba debat berlangsung, jurinya sibuk main hp dan baru fokus menyimak presentasi argumen dari debater yang ingin mereka menangkan. Dan bahkan chair adjudicatornya di ronde final masih tetap fokus main hp.

  • 2. Tim debat yang ingin juri menangkan tidak dikenai sanksi apapun ketika tim debat tersebut melakukan serangan personal kepada tim debat lain.

  • 3. Selain main hp saat debat berlangsung, jurinya juga dengan santainya makan dan tidak fokus menilai performa tim debatnya. Ini bisa dibilang kelewatan dan nggak profesional dalam bekerja sih.

  • 4. Tim debat yang ingin dimenangkan juri dibiarkan melakukan serangan apapun baik itu personal dan melakukan distraksi seperti menggebrak meja, menyoraki, dan berisik saat lawannya presentasi yang kalau juri dan panitianya normal; tindakan tersebut harus ditegur agar dewan juri bisa fokus menilai dan debater bisa fokus mempresentasikan argumentasinya.

  • 5. Di lomba debat, kalau kita menjadi juri, pastinya tahu istilah "undertime" & "Overtime" speech ya. Nah, ada debater yang overtime, waktunya sudah habis tapi debater tetap melanjutkan presentasi argumennya hingga belasan menit dan jurinya membiarkan hal tersebut. (Well, seharusnya kalau batas waktunya habis, jurinya nggak boleh seperti ini sih).

Real Case #2 - Lomba Debat Politeknik: tim debat saya dan debater dari kampus lain yang saya kenal pernah mengikuti lomba debat bahasa Inggris dari 1 politeknik, sama halnya dengan yang dialami murid saya di kasus pertama, saya dan debater kenalan saya dari kampus lain menyadari kejanggalan, lagi-lagi pada juri debatnya:

  • 1. Juri yang dipilih dari dosen dan anggota BEM politeknik yang tidak ada pengalaman aktif di lomba debat, pernah juara, apalagi jadi juri lomba debat official.

  • 2. Bagian yang janggal, indikator penilaian yang digunakan juri dari Politeknik tersebut adalah debater yang bisa menyampaikan sebanyak mungkin fakta di presentasinya, dia yang menang, well, semua debater tahu kalau dalam format argumen AREL, struktur "E" adalah evidence / fakta, tapi bobot penilaian terbesar sebenarnya ada pada relevansi judul argumen (Assertion) dan Analisis (Reasoning) yang dibuat debater, apakah relevan dengan goal mosi debatnya?

    Kalau debaternya speech dari detik ke 1 sampai 8 menit 20 detik cuma presentasiin list fakta aja, ini bukan argumen namanya dan di lomba debat, juri punya ekspektasi agar debater bisa berpikir kritis membuat judul dan analisis argumen yang relevan dengan mosinya, ini assertion dan reasoning nggak ada, cuma presentasi nyebutin list evidence, bisa lolos dari babak penyisihan sampai jadi juara 1 di final.

Kuartal 3 tahun 2023 kemarin, saya dihubungi oleh pihak Politeknik tersebut untuk menjadi juri lomba debat di tempat mereka, tapi saya menolaknya karena saya khawatir juri eksternal / independen akan di-intervensi pihak tuan rumah untuk memenangkan tim debat dari Politekniknya sendiri.

Oh iya, sebagai tambahan informasi, saya ingin mengklarifikasi bagian ini:"Bagaimana caranya saya, murid saya, dan debater dari kampus lain yang saya kenal bisa tahu kalau jurinya tidak kompeten?" - Mudah saja; di dalam lomba debat, biasanya cv juri akan dibacakan atau setidaknya track record pencapaiannya selama jadi juara dan juri lomba debat akan diberitahukan kepada semua peserta untuk memastikan bahwa juri yang menilai debater memang mumpuni, profesional, dan tidak memihak tim tertentu.

Nah, di lomba debat yang penuh kecurangan dan sabotase, panitianya tidak akan membocorkan kualifikasi dan track record juri di lomba debat mereka.

Jadi, sebelum mengikuti lomba debat tertentu, pastikan pihak panitia sudah mempublikasikan siapa juri dan background-nya, ini biasanya dipublikasi oleh panitia di medsos atau web mereka dan melampirkan kualifikasi yang dimiliki oleh juri debatnya. Atau kalaupun tidak ada informasi ini, panitia mau ditanya dan menjawab soal siapa juri dan apa kualifikasinya.

3 Tips Memilih Lomba Debat B.Inggris yang Aman & Bebas dari Kecurangan

Satu atau dua kali kita pasti pernah mengikuti lomba debat yang pemenangnya sudah diatur oleh panitia dari tuan rumahnya. Buat yang sudah terlanjur dan pernah ikut jadi peserta di lomba debat seperti itu, ya jadi pengalaman kurang menyenangkan, maka dari itu, konten ini ada untuk membantu kamu debater pemula agar bisa menghindari lomba debat yang manipulatif seperti itu.

1. Pastikan Panitia Mempublikasikan Siapa Core dan Deputy Adjudicator Beserta Kualifikasinya

Sebagai debater, kita punya hak untuk dinilai sebaik dan se-objektif mungkin berdasarkan performa presentasi argumen debat kita saat lomba berlangsung. Oleh karenanya, pastikan dirilis informasi lomba, pihak panitia mempublikasikan siapa yang menjadi ketua dan wakil jurinya, jika kualifikasinya bagus dan kredibel, lomba debat tersebut aman dan layak kamu ikuti.

2. Pilih Lomba Debat B.Inggris dari Pemerintah & yang Sudah Ternama Serta Kredibel

Dengan memilih lomba debat bahasa Inggris yang penyelenggaranya kredibel dan profesional, kamu bisa terhindar dari skema kecurangan yang bisa terjadi. Dan list nama lomba debat yang akan saya lampirkan di poin ini sudah terbukti diselenggarakan oleh panitia yang kredibel.

  • Lomba debat dari pemerintah:
    1. NSDC (Lomba debat bahasa inggris untuk murid SMA)
    2. NUDC (Lomba debat bahasa inggris untuk mahasiswa / tingkat universitas)


  • Lomba debat non-pemerintah:
    1. JOVED
    2. AEO (Asian English Olympics) Binus: https://www.aeo.mybnec.org/
    3. IVED (Tuan rumah yang jadi penyelenggara IVED tiap tahunnya berganti-ganti sesuai hasil konsensus kuorum yang ditetapkan di masa perlombaan berlangsung)
    4. WSC (Lomba debat b.inggris untuk kelas junior; SMP dan upper class: SMA, dengan tiga babak seleksi; regional, global, US)
    5. MUN Debate
    6. ALSA
    7. ProAms

Dengan mengikuti 9 lomba debat yang ada pada list diatas, kamu bisa mendapatkan pengalaman berlomba yang menyenangkan, adil, dan kompetitif.

Panitia penyelenggara dari 9 lomba debat ini sudah bisa dipastikan merupakan praktisi di bidang lomba debat akademik dan parlementer, juri yang dipilih adalah sdm terbaik yang pernah menjuarai lomba debat, dan sebagian besarnya pernah jadi N1 atau juri utama (Core Adjudicator).

Jadi, saya sangat merekomendasikan kamu untuk mengikuti 9 lomba debat bahasa Inggris yang ada di list tersebut.

3. Pilih Lomba Debat yang Diadakan oleh UKM Debat: English Debating Society

Lazimnya, penyelenggara lomba debat memang didominasi oleh unit kegiatan mahasiswa, namanya English Debating Society (EDS). UKM ini memang punya program kerja yang jelas di bidang lomba debat parlementer, jadi penyelenggaranya sudah tidak diragukan lagi kompetensinya.

Kesimpulan

Setelah membaca konten ini, saya harap kamu bisa mendapat manfaat terbaik dan jadi lebih tahu kalau memang industri debat parlementer tidak selamanya dinilai oleh juri yang kompeten dan penyelenggara yang menyabotase pemenang lombanya. Tapi dibalik itu semua, masih ada banyak penyelenggara dan lomba debat bahasa Inggris yang worth it untuk kamu ikuti. Well, that's all, semoga konten ini bermanfat buatmu ya.